Search This Blog

Friday 5 May 2017

Cara Kerja Altenator

Kali ini kembali ke topik masalah electric system, kita akan membahas tentang alternator. Alternator mempunyai peranan penting dalam sistem charging sebuah unit. Charging System digunakan untuk mengembalikan kondisi battery agar selalu siap digunakan. Hal ini disebabkan kapasitas battery tidak mungkin digunakan secara terusmenerus.
Prinsipnya, tegangan yang dihasilkan alternator diatur oleh regulator sehingga sesuai dengan karakteristik sistem kelistrikannya pada unitnya. Adapun arus yang masuk ke battery (sebagai arus pengisian) dapat dimonitor melalui A meter atau charging lamp yang dihubungkan serie dengan terminal R alternator dan terminal ACC starting switch.
Prinsip kerjanya adalah :
a. Field coil ( rotor coil ) mendapat arus penguat sehingga pada rotor coil   timbul medan magnet.
b. Bila alternator diputar oleh engine, maka medan magnet pada rotor coil   akan dipotong oleh konduktor pada staior coil. Sehingga pada stator coil akan timbul arus listrik.
c. Tegangan bolakbalik yang keluar dari stator kemudian diserahkan oleh diode sehingga menjadi arus searah.
Fungsi semi conductor regulator adalah mengontrol arus penguat ke field coil   ( rotor coil ) sehingga tegangan yang dihasilkan alternator antara 27.5 s/d 29.5 volt.
Prinsip kerja regulator adalah sebagai berikut :

a. Bila starting switch posisi ON, maka arus dari battery akan mengalir ke   rotor coil. Jalannya arus penguat adalah :
Battery - B - R - rotor coil - F - T1 - E
b. Setelah rotor coil menjadi magnet dan alternator diputar oleh engine,   maka dari alternator akan menghasilkan tegangan.
c. Bila out put voltage dari alternator masih kecil amka arus yang keluar   dari alternator akan memperkuat medan magnet pada rotor coil,   sehingga out put voltage dari alternator naik. Out put voltage dari alternator adalah sebanding dengan putaran dan kekuatan medan magnetnya.

d. Saat tegangan mencapai 29,5 volt maka voltage drop di V3 akan
menyebabkan zener diode mendapat reverse - voltage sehingga T2   akan ON dan T1 akan OFF. Dengan demikian arus penguat ke rotor coil   tidak mendapat ground dan kemagnetan akan berkurang sehingga   tegangan   yang dihasilkan alternator akan turun.
e. Bila out put voltage turun mencapai 27,5 volt, maka T2 akan OFF dan T1 kembali ON (bekerja) dan field coil mendapat arus penguat kembali   dan out put  voltage alternator naik kembali.
 
Dengan demikian arus yang keluar dari alternator akan dijaga selalu pada   tengangan regulating yaitu 27,5 volt - 29,5 volt.
 
 
 
 
 
 
 
sumber : http://teknisiberat.blogspot.co.id

No comments:

Post a Comment