Search This Blog

Saturday, 4 February 2017

Kerusakan Hutan Mangrove



Hutan Mangrove atau yang biasa disebut hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di air payau, dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan ini tumbuh ditempat dimana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Ekosistem yang ada di hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang  mengakibatkan kurangnya abrasi tanah. Hanya sedikit jenis tanaman yang tumbuh disana dan jenis jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.

Hutan bakau tersebar luas di bagian dunia yang cukup panas, terutama di sekeliling garis khatulistiwa di wilayah tropika dan sedikit di subtropika. Indonesia sebagai negara beriklim tropis memiliki hutan bakau antara 2,5 hingga 4,5 juta hektare dan termasuk dalam mangrove terluas di dunia melebihi negara – negara tropis lainnya. Luas hutan bakau di Indonesia mencapai 25% dari total luas hutan mangrove di dunia. Di Indonesia, hutan mangrove tersebar di pantai timur Sumatera, pantai barat serta selatan Kalimantan, pantai utara Jawa. Namun, sebagian kondisi hutan mangrove di Indonesia dalam kondisi kritis.

Salah satu contohnya adalah kerusakan hutan mangrove yang terjadi di Wonorejo, Jawa Timur. Para aktivis lingkungan kota Surabaya menyatakan bahwa kerusakan mangrove di Wonorejo semakin parah. Koordinator Komunitas Nol Sampah menyampaikan bahwa peran kawasan mangrove di Wonorejo sangat penting sebagai penyangga Pantai Timur Surabaya dari ancaman abrasi laut. Jenis tanaman bakau yang banyak  tumbuh di Wonorejo adalah jenis Sonneratia Alba, Avicennia Alba, dan Rhizophora Apiculata. Namun, ketiga jenis mangrove tersebut banyak yang ditebang dan sekarang di Wonorejo hanya tinggal mangrove jenis Avicennia Marina atau yang biasa disebut api – api karena mangrove ini tidak memiliki akar yang kuat dan mudah roboh.

Pada saat ini banyak instansi pemerintah maupun perusahaan banyak yang menanam mangrove dalam rangka program “Corporate Social Responsibility (CSR) dan mangrove yang banyak ditaman ialah jenis Rhizophora Muncronata yang sebenarnya tidak tahan air bersalinitas tinggi. Seharusnya para instansi pemerintah maupun perusahaan jika ingin mencegah kerusakan menjadi lebih parah alangkah baiknya menanam mangrove yang memiliki akar yang kuat.

Banyak pihak yang menyinggung  apakah kerusakan hutan mangrove dapat diatasi dengan membangun tanggul pemecah ombak. Menurut saya, itu bukan pilihan yang bagus karena pembuatan tanggul pemecah ombak dapat merusak ekosistem yang ada di hutan mangrove. Sebenarnya pemerintah dapat mengatasi hal tersebut jika mau turun tangan menanam mangrove jenis Sonneratia Alba, Avicennia Alba, dan Rhizophora Apiculata dengan menggunakan anggaran APBD. Oleh karena itu, kita harus menjaga kelestarian hutan bakau dan kita lakukan reboisasi hutan bakau yang sudah rusak supaya dapat menjadi penyangga pantai dari ancaman abrasi.

No comments:

Post a Comment